Robert Kiyosaki Peringatkan Resesi Besar dan Gelombang PHK: “Bersiap atau Tenggelam”

SuaraNalar.com – Ancaman resesi global kembali menjadi perhatian dunia. Kali ini, peringatan keras datang dari penulis dan investor kawakan Robert Kiyosaki, yang dikenal luas berkat buku Rich Dad Poor Dad.
Dalam sejumlah pernyataan terbarunya, Kiyosaki mengingatkan krisis ekonomi saat ini berpotensi memburuk menjadi depresi besar yang akan mengguncang kehidupan finansial jutaan orang di seluruh dunia.
Kiyosaki menyampaikan bahwa kondisi dunia saat ini sudah memasuki fase resesi. Ia menilai bahwa kenaikan inflasi, meningkatnya angka pengangguran, serta tekanan geopolitik global menjadi kombinasi yang sangat rawan dan dapat menyebabkan kehancuran finansial secara masif bagi mereka yang tidak siap.
“Fakta saat ini adalah dunia sedang berada dalam resesi. Fakta lainnya adalah inflasi naik, dan begitu juga dengan angka pengangguran,” ujarnya.
Dilansir SuaraNalar.com dari situs BusinessToday.in Kiyosaki menambahkan bahwa setiap individu memiliki pilihan: membiarkan diri menjadi korban krisis, atau memanfaatkannya sebagai peluang.
“Apakah resesi ini akan membuat Anda menjadi lebih miskin atau lebih kaya? Itu tergantung pilihan Anda, dan pendidikan yang Anda ambil bisa jadi gratis,” ujarnya, mengajak masyarakat untuk tidak pasif dalam menghadapi situasi ekonomi global yang tidak menentu.
Dalam pernyataan lainnya, Kiyosaki menyoroti pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang telah terjadi dalam dua tahun terakhir. Ia memperkirakan bahwa gelombang PHK masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Google Digugat Rp105 Triliun oleh 250 Ribu Pelaku Usaha di Inggris: Ini Alasannya
Kiyosaki menulis di akun X (dulu Twitter): “Dalam dua tahun terakhir, jutaan orang telah kehilangan pekerjaan. Dalam beberapa tahun ke depan, jutaan lainnya akan kehilangan pekerjaan. Jika Anda merasa pekerjaan Anda terancam, lebih baik bersiap dari sekarang. Ubah peristiwa buruk ini menjadi kesempatan besar untuk berhenti menjadi karyawan.”
Pernyataan ini dinilai sebagai ajakan bagi masyarakat untuk lebih mandiri secara finansial dan tidak terlalu bergantung pada pekerjaan tetap. Menurut Kiyosaki, dalam situasi krisis justru banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang cermat dan berani mengambil risiko.
“Resesi kali ini bisa saja berubah menjadi depresi besar,” ujar Kiyosaki dalam wawancara terpisah. “Tapi bagi mereka yang siap, ini bisa menjadi peluang seumur hidup.”
Dikutip dari situs TimesofIndia.com, Kiyosaki kembali menegaskan bahwa krisis bukanlah akhir segalanya. Sebaliknya, ia menyebut bahwa hanya sedikit orang yang siap yang akan keluar sebagai pemenang.
Tidak berhenti di situ, Kiyosaki bahkan menyebut bahwa depresi ekonomi berikutnya bisa menjadi yang terparah dalam sejarah modern.
“Depresi besar berikutnya akan membuat jutaan orang menjadi miskin… dan hanya segelintir yang mengambil tindakan yang mungkin akan menikmati kekayaan dan kebebasan besar,” ujarnya.
Dilansir dari situs TheEconomicTimes.com pernyataan ini disampaikan Kiyosaki sebagai bentuk peringatan sekaligus motivasi kepada publik. Jangan tidak terpaku pada ketakutan, tetapi segera melakukan langkah antisipatif.
Siapa Robert Kiyosaki?
Kiyosaki dikenal sebagai tokoh yang tidak segan menyampaikan opini tajam soal sistem keuangan global. Ia juga sering mendorong masyarakat untuk memiliki aset nyata seperti emas, perak, dan properti, serta membangun bisnis sendiri sebagai cara untuk keluar dari ketergantungan terhadap pekerjaan formal dan sistem keuangan yang dianggapnya rapuh.
Pakar ekonomi menilai peringatan Kiyosaki perlu direspons dengan bijak. Meskipun nada pernyataannya terdengar keras, namun sejumlah data global memang menunjukkan gejala resesi di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Harapan Baru di Tengah Kepiluan: 10 Ribu Lebih Eks Pekerja Sritex Akan Segera Dipekerjakan Kembali
Laporan-laporan ekonomi menunjukkan adanya penurunan aktivitas industri, inflasi tinggi, dan ketidakpastian pasar kerja di tengah krisis. Di sisi lain, krisis memang kerap menjadi titik balik bagi sebagian orang.
Mereka yang mampu beradaptasi, membangun keahlian baru, atau mengalihkan asetnya ke instrumen tahan krisis. Tujuannya agar bisa justru mengalami peningkatan kesejahteraan di tengah resesi.
Bagi Kiyosaki, pilihan tetap ada di tangan masing-masing individu. Ia menutup pernyataannya dengan kalimat sederhana namun tajam:
“Krisis ini bisa jadi musibah, atau bisa jadi awal dari kebebasan finansial Anda. Pilihannya ada pada Anda.”***