Bisnis

Membaca Investasi Danantara Indonesia, Terukur atau Salah Arah?

SuaraNalar.com– Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) berkomitmen untuk meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia dengan menargetkan investasi sebesar 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 81,54 triliun pada tahun 2025. Target investasi ini mencakup berbagai sektor strategis, seperti mineral, energi terbarukan, infrastruktur digital, layanan kesehatan, jasa keuangan, dan sektor lainnya yang diyakini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Visi Investasi Danantara Indonesia

Dalam acara “Simposium Nasional Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia” yang digelar pada 7 Juni 2025 di Jakarta, Arief Budiman, Managing Director Danantara Indonesia, mengungkapkan bahwa Danantara menargetkan untuk menginvestasikan sekitar 5 miliar dolar AS dalam waktu 6 hingga 9 bulan yang tersisa di tahun 2025. “Investasi ini akan diarahkan pada sektor-sektor prioritas yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia,” ujar Arief sebagaimana dikutip dari Tempo.co.

Baca juga: BPI Danantara Konsolidasi 7 BUMN Besar, Kelola Aset Rp14.670 Triliun dengan Dewan Berkelas Global

Sektor-sektor tersebut telah dipilih berdasarkan potensi pengembalian investasi yang baik dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Selain itu, Danantara Indonesia juga mempertimbangkan sektor yang dapat mendorong tercapainya visi pembangunan jangka panjang Indonesia.

Sektor-Sektor Prioritas Investasi

Danantara Indonesia menyusun strategi investasi di sektor-sektor yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor yang dipilih untuk mendapatkan prioritas antara lain:

  1. Mineral dan Hilirisasi: Dalam rangka memperkuat sektor pertambangan dan pengolahan mineral, Danantara Indonesia akan mengarahkan dana investasi ke sektor hilirisasi yang berpotensi meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia.
  2. Energi Terbarukan: Investasi dalam sektor energi terbarukan juga menjadi fokus utama. Danantara berkomitmen untuk mendukung pengembangan energi bersih guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi pada tujuan global terkait perubahan iklim.
  3. Infrastruktur Digital: Infrastruktur digital diharapkan menjadi salah satu pendorong utama bagi transformasi ekonomi Indonesia. Investasi di sektor ini mencakup pengembangan jaringan internet, data center, serta platform teknologi lainnya yang akan memperkuat konektivitas digital Indonesia.
  4. Layanan Kesehatan: Sektor kesehatan juga mendapat perhatian serius, mengingat pentingnya investasi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia. Ini termasuk fasilitas rumah sakit, layanan medis, serta pengembangan teknologi kesehatan.
  5. Jasa Keuangan: Danantara berencana untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia dengan mengembangkan instrumen keuangan baru yang lebih inklusif dan memperluas akses terhadap layanan keuangan bagi masyarakat.
  6. Utilitas Infrastruktur: Sektor utilitas, yang mencakup penyediaan air, listrik, dan layanan dasar lainnya, juga menjadi bagian dari investasi Danantara Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
  7. Kawasan Industri: Untuk mendukung sektor industri, Danantara akan berfokus pada pengembangan kawasan industri yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan dan memperkuat daya saing Indonesia di pasar global.
  8. Sektor Pangan dan Pertanian: Sektor pangan menjadi sektor yang sangat penting mengingat potensi besar dalam memastikan ketahanan pangan Indonesia. Investasi di sektor pertanian juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan hasil produksi.

Dampak Positif dan Peran Penting Investasi

Arief Budiman menekankan bahwa investasi memiliki peran yang sangat vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2024, kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tercatat mencapai sekitar 29 persen. Danantara Indonesia sendiri, dengan dua unit utama yakni holding operasional dan holding investasi, bertanggung jawab mengelola aset-aset BUMN untuk menciptakan nilai tambah melalui optimalisasi sektor-sektor strategis.

Selain mengelola dividen, Danantara Indonesia juga berperan dalam menarik investasi bersama (co-investment), yang melibatkan dana, keahlian, dan daya saing yang diperlukan untuk mendukung pembangunan nasional.

Rencana Investasi di Industri Media dan Hiburan

Selain sektor-sektor tradisional, Danantara Indonesia juga menunjukkan minat dalam berinvestasi di industri media dan hiburan Korea Selatan, dengan fokus pada sektor K-Pop dan K-Drama yang semakin populer di Indonesia. Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer Danantara, menyatakan minat ini dalam Forum Kemitraan Ekonomi Korea-Indonesia di Jakarta pada Juni 2025. Menurut Pandu, kolaborasi ini akan menjadi peluang besar untuk meningkatkan industri kreatif Indonesia melalui kerja sama dengan Korea Selatan.

“Menarik bahwa CIO Danantara menyebutkan potensi kerja sama di bidang media dan hiburan. Saya rasa ini merupakan potensi besar untuk kerja sama Indonesia dan Korea, mengingat banyak masyarakat Indonesia menyukai drama Korea dan K-pop,” ujar Park Soo-Deok, Kuasa Usaha Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia.

Pendanaan untuk Transformasi Garuda Indonesia

Selain sektor-sektor strategis, Danantara Indonesia juga terlibat dalam proses restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan memberikan pinjaman senilai Rp 6,65 triliun. Pinjaman ini akan digunakan untuk mendanai perawatan dan peningkatan operasional armada maskapai penerbangan tersebut. Langkah ini dilakukan dengan pendekatan yang profesional dan mengutamakan tata kelola yang baik.

Dony Oskaria, Chief Operating Officer BPI Danantara, mengatakan, “Kami bukan sekadar memberikan pendanaan, namun kami hadir sebagai pemegang saham dengan mandat yang jelas dan pendekatan institusional.”

Tantangan dan Kritik terhadap Danantara Indonesia

Meskipun demikian, langkah agresif Danantara dalam memberikan bantuan dana kepada berbagai sektor juga mendapat kritik. Gigin Praginanto, Pengamat Kebijakan Publik, menyatakan bahwa Danantara perlu memastikan bahwa studi kelayakan dilakukan dengan benar sebelum memberikan dana segar kepada perusahaan atau sektor tertentu. “Jangan hanya berbicara besar tanpa memastikan bahwa setiap langkah investasi didukung oleh kajian yang mendalam,” ujar Gigin.

Eddy Jurnasin, Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), juga menambahkan, “Sebagai investasi sah-sah saja, apalagi kalau expected return-nya bagus. Namun demikian, Danantara perlu mempertimbangkan keterkaitan antara return investasi dan kemajuan bangsa, misalnya dengan berinvestasi pada industri film dan musik Indonesia.”

Baca juga: BPI Danantara Akan Kelola Seluruh BUMN PT: Restrukturisasi dan Konsolidasi Mulai Akhir Maret 2025

Danantara Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia melalui investasi yang strategis dan terukur. Dengan sektor-sektor prioritas yang mencakup energi terbarukan, infrastruktur digital, dan media hiburan, Danantara berusaha menciptakan nilai tambah yang dapat mendukung perekonomian jangka panjang. Namun, seperti yang disarankan oleh berbagai pihak, transparansi dan studi kelayakan tetap menjadi kunci agar investasi yang dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara.***

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button