Fed Tahan Suku Bunga 4,25-4,5%, Pelan-Pelan Kurangi Sekuritas: Sinyal Hati-Hati Hadapi Inflasi
Jakarta, SuaraNalar.com – Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%, menandai sikap hati-hati The Fed dalam menghadapi inflasi yang masih membara meski aktivitas ekonomi menunjukkan ketahanan. Keputusan ini diambil dalam rapat Maret 2024, dengan hanya satu anggota komite yang menolak kebijakan pengurangan kepemilikan sekuritas.
Pelan-Pelan Kurangi Stimulus, Fokus Kendalikan Inflasi
The Fed mengonfirmasi perlambatan program pengurangan neraca (quantitative tightening/QT) mulai April 2024:
- Surat Utang Pemerintah (Treasury): Batas penebusan bulanan dipotong
- Sekuritas Hipotek & Utang Lembaga: Batas tetap di $35 miliar.
“Komite berkomitmen penuh mengembalikan inflasi ke target 2% sambil menjaga lapangan kerja maksimal. Kami akan terus menilai risiko secara hati-hati,” tegas Jerome Powell, Ketua The Fed, dalam pernyataan resmi.
Ekonomi Solid, Tapi Inflasi Masih di Atas Target
FOMC mencatat sejumlah indikator positif:
- Pertumbuhan ekonomi terus menguat.
- Tingkat pengangguran stabil di level rendah.
- Pasar tenaga kerja tetap ketat.
Namun, inflasi tahunan AS per Februari 2024 masih berada di 3,1%, jauh di atas target 2%. Tekanan harga terutama datang dari sektor jasa dan perumahan.
Pemungutan Suara: Hanya Christopher Waller yang Menolak
Keputusan ini disetujui oleh 10 anggota FOMC, termasuk Powell dan Wakil Ketua John Williams. Satu-satunya penentang adalah Christopher Waller, yang ingin mempertahankan kecepatan penebusan surat utang pemerintah di $25 miliar per bulan. Waller dinilai lebih agresif dalam menekan likuiditas untuk mengontrol inflasi.
Proyeksi ke Depan: The Fed Siap Sesuaikan Kebijakan
The Fed menegaskan sikap kebijakan akan bergantung pada perkembangan data:
- Kondisi pasar tenaga kerja.
- Tekanan inflasi dan ekspektasi masyarakat.
- Dinamika keuangan global.
“Jika muncul risiko yang menghambat pencapaian target, kami siap menyesuaikan suku bunga atau langkah lain,” tambah Powell.
Apa Dampaknya bagi Pasar Global?
Keputusan The Fed ini berpotensi memengaruhi:
- Nilai Tukar Dolar AS: Kestabilan suku bunga bisa pertahankan daya tarik dolar.
- Pasar Saham: Likuiditas yang tetap longgar mendukung optimisme investor.
- Negara Emerging Markets: Arus modal asing mungkin tetap mengalir ke AS, tekan mata uang lokal.
Aviliani, Ekonom Senior INDEF, mengingatkan: “Pelambatan QT adalah sinyal The Fed tak ingin gegabah memicu resesi. Tapi inflasi AS yang bandel bisa picu delayed cut suku bunga hingga 2025.”
Baca Juga: