
Jakarta, SuaraNalar.com – Thailand menggelontorkan investasi senilai 90,9 miliar baht (Rp44,33 triliun) untuk membangun pusat data dan layanan cloud canggih. Langkah ini memperkuat posisi negara tersebut sebagai kandidat utama pusat teknologi dan kecerdasan buatan (AI) di Asia Tenggara, bersaing dengan Singapura dan Indonesia.
Tiga Perusahaan Raksasa Turun Tangan
Proyek kolaborasi ini melibatkan tiga perusahaan teknologi:
- Beijing Haoyang Cloud & Data Technology (China): Investasi terbesar sebesar 72,7 miliar baht (Rp35,45 triliun) untuk pusat data berkapasitas 300 MW.
- GSA Data Center 02 (Thailand): Menyuntikkan 13,5 miliar baht (Rp6,58 triliun) untuk fasilitas 35 MW.
- Empyrion Digital (Singapura): Bergabung dalam konsorsium, meski nilai investasinya belum diumumkan.
Pembangunan ini akan fokus pada infrastruktur pendukung AI, termasuk server komputasi tinggi dan sistem penyimpanan data masif.
Latar Belakang: Booming AI & Aksi Bytedance/TikTok
Gelombang investasi ini sejalan dengan tren regional. Pada Januari 2025, ByteDance (induk TikTok) mengumumkan rencana investasi 126,8 miliar baht (Rp61,8 triliun) untuk layanan hosting data di Asia Tenggara.
“Permintaan pusat data di kawasan ini melonjak 40% sepanjang 2024, didorong adopsi AI, cloud gaming, dan industri big data,” ujar Rajiv Biswas, Ekonom Regional IHS Markit.
Strategi Thailand: Pikat Investor dengan Insentif Hijau
Pemerintah Thailand tak hanya mengandalkan investasi asing, tetapi juga menawarkan:
- Tax holiday 8 tahun untuk proyek teknologi ramah lingkungan.
- Subsidi energi terbarukan untuk pusat data berbasis green energy.
- Pembangunan kabel bawah laut Asia-Pacific Gateway untuk konektivitas global.
“Kami ingin jadi data hub yang berkelanjutan. Infrastruktur hijau adalah kunci daya saing,” tegas Arkhom Termpittayapaisith, Menteri Ekonomi Digital Thailand.
Analisis: Ancaman bagi Pasar Indonesia?
Pakar teknologi Yohanes Sugihtononugroho dari Universitas Indonesia menyoroti potensi persaingan:
“Thailand punya keunggulan stabilitas listrik dan biaya operasional lebih murah. Indonesia harus percepat pembangunan data center di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Batam agar tak tertinggal.”
Proyeksi ke Depan
- 2026: Kapasitas pusat data Thailand diprediksi tembus 1.000 MW, setara konsumsi listrik 800.000 rumah.
- 2027: Kontribusi sektor digital terhadap PDB Thailand ditargetkan naik dari 15% ke 25%.
Baca Juga:
- Pembangunan KEK Industropolis Batang: Indonesia Kejar Ketertinggalan dari Thailand
- Singapura vs Malaysia: Perang Tarif Listrik untuk Pikat Investor Data Center
Keterangan:
Perkembangan investasi teknologi di Asia Tenggara akan terus dipantau SuaraNalar.com. Update terkini via platform kami atau channel Telegram @suaranalar.