
SuaraNalar – Jakarta. Dalam pengakuan publik yang mengguncang dunia startup Asia, pendiri dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah, akhirnya buka suara mengenai manipulasi keuangan yang menyesatkan investor global hingga menyebabkan kerugian sebesar $300 juta.
Dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg News, Gibran mengungkap bahwa krisis finansial yang dihadapi perusahaannya pada akhir 2018 membuatnya mengambil langkah ekstrem: memalsukan laporan keuangan demi menyelamatkan startup yang ia bangun dari nol.
“Saya pikir saya akan melakukannya hanya untuk bertahan hidup,” ujar Gibran dalam perbincangan berdurasi lima jam.
Kisah Gemilang yang Ternoda
eFishery dulunya dipandang sebagai startup agritech paling menjanjikan di Asia Tenggara, didukung raksasa dana seperti SoftBank, Temasek, Sequoia India (Peak XV), hingga Social Capital. Dengan produk inovatif berupa alat pemberi makan ikan otomatis dan layanan pembiayaan petani, eFishery sempat mencapai valuasi $1,4 miliar dan memperkerjakan lebih dari 2.000 orang.
Namun di balik gemerlapnya, tersembunyi dua pembukuan berbeda: satu untuk tim internal yang menunjukkan angka sebenarnya, dan satu lagi yang didandani untuk meyakinkan investor.
Skema yang Membengkak
Awalnya bermula dari krisis kas yang hanya menyisakan tiga bulan runway pada 2018, Gibran mengaku mulai merekayasa angka-angka dalam Excel. Ia pun mengirimkan laporan palsu itu ke investor. Hasilnya? Mereka menyuntikkan dana lebih banyak.
“Anda melihat diri Anda di cermin dan ketika Anda melakukan kesalahan, Anda tahu bahwa Anda tidak bangga pada diri sendiri.”
Rekayasa ini akhirnya membesar menjadi jaringan perusahaan cangkang palsu dan akun bank fiktif di berbagai negara. Pada 2024, eFishery mengklaim pendapatan $752 juta — namun investigasi internal membuktikan bahwa angka riilnya hanya $157 juta.
Investor Terkecoh, Tanda Bahaya Diabaikan
Laporan ini melibatkan lebih dari 20 narasumber, termasuk staf, klien, dan investor eFishery. Mereka mengungkap bahwa tanda-tanda manipulasi sudah ada — namun tenggelam dalam euforia akan kisah sukses startup lokal.
“Fake it till you make it” berubah menjadi “lie until you implode”.
Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari pihak investor besar seperti SoftBank, Temasek, maupun Peak XV. Namun, laporan menyebutkan bahwa sejumlah dana ventura mungkin telah merugi ratusan juta dolar, baik dalam bentuk investasi yang menguap maupun valuasi saham yang terlanjur dijual di harga tinggi.
Permintaan Maaf dan Pengakuan Terbuka
Gibran menegaskan bahwa dirinya tidak mencuri uang investor secara pribadi, dan sebagian besar tim internalnya tidak mengetahui adanya manipulasi tersebut. Ia mengaku ingin memulihkan kehormatan, dan paling menyesal telah mengecewakan para petani yang menjadi tulang punggung misinya sejak awal.
“Saya hanya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terdampak, terutama para petani karena merekalah alasan saya melakukan ini.”
SuaraNalar akan terus mengikuti perkembangan kasus ini, termasuk langkah hukum terhadap Gibran Huzaifah dan potensi dampaknya terhadap iklim investasi startup di Indonesia.