Dunia Sambut Paus Baru: Robert Francis Prevost Terpilih sebagai Paus Leo XIV

SuaraNalar.com, Jakarta — Umat Katolik di seluruh dunia menyambut dengan sukacita terpilihnya Paus baru, Robert Francis Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV. Dilansir SuaraNalar.com dari YouTube Kompas TV, pengumuman ini disambut meriah oleh ribuan umat yang memadati Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina menandai berakhirnya konklaf dan terpilihnya Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik.
Profil Paus Leo XIV
Paus Leo XIV, lahir dengan nama Robert Francis Prevost pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Ia merupakan putra dari pasangan Louis Marius Prevost dan Mildred Martínez. Sejak muda, Prevost menunjukkan ketertarikan mendalam pada kehidupan religius, yang membawanya bergabung dengan Ordo Santo Agustinus (O.S.A.) pada tahun 1977. Ia mengikrarkan kaul kekalnya pada 29 Agustus 1981, menandai komitmennya seumur hidup dalam ordo tersebut.
Baca juga: Paus Fransiskus Wafat, Prabowo: Dunia Kehilangan Panutan Kemanusiaan
Pendidikan teologinya ditempuh di Universitas Villanova, Catholic Theological Union di Chicago, dan Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma. Prevost meraih gelar Doktor Hukum Kanonik, memperkuat fondasi intelektualnya dalam pelayanan gerejawi.
Kiprah dan Pelayanan
Sebelum terpilih sebagai Paus, Prevost memiliki rekam jejak pelayanan yang luas, terutama di Amerika Latin. Selama lebih dari dua dekade, ia menjalankan misi di Peru, termasuk menjabat sebagai Uskup Chiclayo dari 2015 hingga 2023. Pengabdiannya di Peru membuatnya mendapatkan kewarganegaraan Peru pada tahun 2015, mencerminkan kedekatannya dengan umat di wilayah tersebut.
Di Vatikan, Prevost dipercaya memimpin Dikasteri untuk Para Uskup sejak 2023, posisi yang memberinya peran strategis dalam penunjukan uskup-uskup di seluruh dunia. Pengalaman ini memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang bijaksana dan berorientasi pada reformasi gereja.
Harapan dan Tantangan
Terpilihnya Paus Leo XIV sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat menandai babak baru dalam sejarah Gereja Katolik. Dalam pidato perdananya dari balkon Basilika Santo Petrus, beliau menyampaikan pesan damai dan persatuan, menyerukan umat untuk membangun jembatan kasih di tengah dunia yang terpecah.
Baca juga: Dunia Menanti Asap Putih: Konklaf 2025 Masih Belum Hasilkan Paus Terpilih
Paus Leo XIV diharapkan melanjutkan semangat reformasi yang telah dirintis oleh pendahulunya, Paus Fransiskus. Fokus pada inklusivitas, keadilan sosial, dan dialog antaragama menjadi agenda utama yang dinantikan umat. Namun, beliau juga menghadapi tantangan besar, termasuk isu-isu internal gereja dan dinamika global yang kompleks.
Dengan latar belakang yang kaya dan pengalaman lintas budaya, Paus Leo XIV membawa harapan baru bagi Gereja Katolik untuk terus relevan dan berdaya guna di era modern ini.***