Internasional

Eskalasi Konflik: Houthi Klaim Tembakkan Rudal Hipersonik ke Bandara Israel untuk Ketiga Kalinya dalam Dua Hari


Jakarta, SuaraNalar.com — Kelompok Houthi Yaman mengklaim telah meluncurkan serangan rudal hipersonik ketiga ke Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, dalam kurun 48 jam terakhir. Serangan yang dilaporkan terjadi pada Sabtu (22/3/2025) ini disebut sebagai bagian dari dukungan mereka terhadap perlawanan Palestina di tengah eskalasi ketegangan di Gaza.

Dalam pernyataan resmi, Juru Bicara Militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan bahwa rudal jenis Palestine 2 berhasil mencapai target di Bandara Ben Gurion, yang mereka sebut sebagai “bandara pendudukan di Jaffa”. “Serangan ini membuktikan kemampuan strategis kami untuk melawan agresi Zionis dan sekutunya,” tegas Saree.

post-image-3

Pelanggaran Gencatan Senjata dan Respons AS-IsraelSaree menegaskan bahwa serangan ini merupakan yang kelima sejak gencatan senjata 19 Januari 2025, yang menurut Houthi telah “dilanggar secara sistematis oleh Israel”. Kelompok tersebut juga memperingatkan seluruh maskapai penerbangan agar menghindari Bandara Ben Gurion, menyebut wilayah itu “tidak aman hingga agresi di Gaza dihentikan dan blokade dicabut”.

Militer Israel, melalui pernyataan terpisah, mengklaim telah mencegat satu rudal Houthi yang mendekati wilayah udaranya pada Jumat (21/3) malam. Namun, klaim ini dibantah oleh Houthi yang menyatakan semua serangan mereka “tepat sasaran”.

Di tengah ketegangan, Presiden AS Donald Trump disebut telah memerintahkan serangan balasan “besar-besaran” terhadap posisi Houthi di Yaman pekan lalu. Namun, kelompok tersebut membalas dengan operasi drone terhadap kapal perang AS yang mengawal kapal induk USS Harry Truman di Laut Merah. “Ancaman AS tidak akan menghentikan perlawanan kami,” tegas Saree.

Dampak Kemanusiaan dan Solidaritas dengan Gaza
Menurut data Houthi, serangan udara AS selama enam hari terakhir telah menewaskan 79 warga sipil Yaman, termasuk perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 100 orang. Mereka menegaskan bahwa serangan ke Israel dan kapal-kapal terkait Zionis di Laut Merah akan terus berlanjut sebagai bentuk solidaritas dengan Gaza.

Sejak Januari 2025, Houthi menghentikan sementara serangan setelah gencatan senjata Israel-Hamas. Namun, mereka kembali melancarkan operasi militer menyusul keputusan Israel memblokir total bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret. “Selama rakyat Gaza menderita, kami akan terus menekan musuh mereka,” kata Saree.

Reaksi Internasional
Serangan Houthi ini memperumit upaya diplomasi regional, terutama setelah AS dan sekutunya meningkatkan patroli di Laut Merah. Analis keamanan global menilai konflik Yaman-Israel berpotensi memicu krisis perdagangan internasional, mengingat 12% perdagangan dunia melewati Selat Bab al-Mandab yang menjadi area operasi Houthi.

Sementara itu, PBB kembali menyerukan gencatan senjata darurat di Gaza dan Yaman, tetapi upaya ini belum menunjukkan tanda-tanda progres.


Catatan Redaksi:
Artikel ini disusun berdasarkan klaim resmi Kelompok Houthi, pernyataan militer Israel, dan sumber internasional. Beberapa data, seperti jumlah korban, belum diverifikasi secara independen. Pembaca disarankan merujuk pada sumber resmi untuk informasi lebih akurat.

Sumber: Pernyataan Houthi, Kementerian Pertahanan Israel, Reuters, Associated Press.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button