BYD Cetak Laba Rp31,5 Triliun di Q4 2024, Geser Volkswagen sebagai Raja Pasar Mobil China

Jakarta, SuaraNalar.com — Raksasa mobil listrik China, BYD (002594.SZ), membukukan rekor laba bersih 15 miliar yuan (Rp31,5 triliun) pada kuartal IV 2024, melonjak 73,1% secara tahunan (year-on-year/YoY). Kenaikan ini didorong oleh strategi penetrasi pasar dengan harga kompetitif dan ekspansi teknologi yang agresif, mengukuhkan posisinya sebagai produsen mobil terlaris di China.
Kinerja Finansial Spektakuler
- Pendapatan Q4 2024: Mencapai 274,9 miliar yuan (Rp577 triliun), naik 52,7% YoY.
- Laba Tahunan 2024: Tumbuh 34% menjadi rekor 40,3 miliar yuan (Rp84,6 triliun).
- Margin Laba Kotor: Sektor otomotif (penyumbang 79,4% pendapatan) mencatat margin 22,3%, meningkat 1,3% dari 2023.
Perusahaan yang didukung Warren Buffett ini juga berhasil mengumpulkan US$5,59 miliar (Rp89,4 triliun) dari penerbitan saham baru untuk pendanaan riset teknologi dan ekspansi global.
Geser Volkswagen, Kuasai Pasar Domestik
BYD menjual 4,25 juta unit mobil pada 2024, melampaui Volkswagen sebagai pemimpin pasar otomotif China. Keberhasilan ini dipicu oleh:
- Strategi Harga Rendah: Peluncuran model murah seperti Seagull (harga mulai Rp200 juta) yang memicu perang harga di pasar mobil listrik China.
- Inovasi Teknologi: Platform pengisian cepat Xuanji dan fitur smart driving gratis pada mayoritas produk.
Ekspansi Global: Jerman Jadi Target Pabrik Ketiga di Eropa
- Ekspor 2024: Naik 71,9% YoY, menyumbang 10% dari total penjualan.
- Rencana Pabrik Eropa: BYD sedang mempertimbangkan Jerman sebagai lokasi pabrik ketiga di Eropa, setelah Hungaria dan Spanyol, untuk memperkuat penetrasi pasar Uni Eropa.
Reaksi Pasar dan Proyeksi
Saham BYD di Hong Kong telah meroket 51% sepanjang 2024, mendekati rekor tertinggi pekan lalu. Analis memprediksi momentum positif akan berlanjut seiring:
- Dominasi di Negeri Tirai Bambu: BYD menguasai 35% pasar mobil listrik China.
- Perang Teknologi: Investasi agresif dalam pengembangan battery-swapping dan kecerdasan buatan.
Namun, kekhawatiran tetap ada terkait margin keuangan yang tertekan akibat perang harga dan ketatnya persaingan dengan Tesla serta XPeng.